Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab
kematian akibat kanker yang terbesar
bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global
terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000
kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara
berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker
terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara berkembang. Saat ini,
kanker leher rahim menjadi kanker
terbanyak pada wanita Indonesia yaitu sekitar 34% dari
seluruh kanker pada perempuan dan sekarang
48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker
leher rahim.
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area
leher rahim yaitu bagian rahim yang
menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia
rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada usia
35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.
Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat
dicegah karena :
1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang
lama
2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker
leher rahim sudah tersedia
3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
Faktor risiko
1. Ras
Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker leher rahim
meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika
Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-amerika memiliki angka
kejadian yang sama dengan warga
Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi
2. Faktor seksual dan reproduksi
Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun
berkaitan dengan peningkatan risiko kanker
leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan
hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner
seksual. Semakin banyak partner seksual
maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim.
Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) juga
merupakan faktor risiko kanker leher rahim
3. Merokok
Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim
jenis karsinoma sel skuamosa.
Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi
didapatkan pada orang yang merokok dalam
jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah yang
banyak)
4. Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun
atau lebih) meningkatkan risiko kankerleher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode kontrasepsi
barrier (penghalang), terutama yangmenggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan
penurunan angka kejadian kanker leherrahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap
agen penyebab infeksi
5. Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
seperti transplantasi ginjal dan HIV,
dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker
dari noninvasif menjadi invasif (tidak
ganas menjadi ganas)
6. Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)
Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV
terdeteksi menggunakan penelitian
molekular pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel skuamosa
karena infeksi HPV adalah penyebab
mutasi neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas).
Terdapat 138 strain HPV yang sudah
diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang
menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4 tipe
HPV yang biasa menyebabkan masalah di
manusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan
yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan
pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang
menyebabkan 90% kasus genital warts
(kutil kelamin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar