Kanker serviks merupakan
pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher
rahim).
• Perubahan ini biasanya
memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu
sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi
perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA) dan
menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.
• Kebanyakan infeksi HPV
dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun
sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari. (7)
• Namun, jika dilakukan
pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak
normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. (7)
• Bila kanker sudah mengalami
progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara
lain: (7)
1. Pendarahan
setelah senggama.
2. Pendarahan
spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya
keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul
dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
5. Nyeri ketika
berhubungan seksual.
• Jangan tunda untuk
menghubungi dokter jika Anda menemui gejala tersebut.
• Penyebab utamanya
adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker. (11)
• HPV 16 dan 18 secara
bersama mewakili 70% penyebab kanker serviks. (12)
• Biasanya sebagian
besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi
persisten yang dapat berkembang menjadi kanker serviks. (13)
• Yang perlu diketahui
mengenai virus HPV:
•
1.
|
HPV
dapat ditularkan melalui hubungan seksual. (14)
|
2.
|
Penularan
dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual. (14)
|
3.
|
HPV
dapat bertahan dalam suhu panas. (15)
|
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada
stadium kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas)
dalam tata laksana kanker serviks antara lain: (16)
1.
Tindakan bedah (surgical treatment).
2.
Radioterapi
3.
Kemoterapi
4.
Terapi paliatif (supportive care) yang lebih difokuskan pada peningkatan
kualitas hidup pasien. Contohnya: Makan makanan yang mengandung nutrisi,
pengontrol sakit (pain control).
•
Setiap perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks
dalam masa hidupnya tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup. (23-26)
•
Setiap perempuan berisiko karena :(27-28)
1.
Biasanya sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang
mengalami infeksi persisten jarang menunjukan gejala pada stadium awal, dan
biasanya berkembang menjadi kanker serviks beberapa tahun kemudian.
2.
Setelah infeksi HPV, tubuh kita tidak dapat selalu membentuk kekebalan, maka
kita tidak terlindungi dari infeksi berikutnya.
•
Menikah / hubungan seksual pada usia muda.
•
Sering melahirkan.
•
Merokok.
•
Berganti-ganti pasangan seksual.
•
Infeksi menular seksual.
Pencegahan kanker serviks
•
Pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan
imunitas (antibody) dari sistem imun didalam tubuh. (29)
•
Vaksinasi merupakan pencegahan Primer. (29)
•
Memberikan perlindungan yang adekuat terhadap infeksi HPV
penyebab kanker serviks.
o Melawan
virus tersering dan agresif penyebab kanker.
o Memberikan
perlindungan tambahan dari tipe virus HPV lain yang juga menyebabkan kanker.
•
Respon imun tubuh yang baik akan menghasilkan neutralizing
antibodies yang tinggi.
•
Dapat memberikan perlindungan jangka panjang.
•
Memberikan perlindungan tinggi hingga ke lokasi infeksi
(serviks).
•
Profil keamanan yang baik.
•
Affordable (terjangkau bagi lebih banyak
perempuan).
•
Untuk pencegahan infeksi oleh HPV onkogenik penyebab kanker,
vaksinasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan dapat diberikan mulai remaja
putri berusia 10 tahun. (29)
•
Walaupun demikian, hampir semua perempuan dapat memperoleh
manfaat karena:
1. Seorang
perempuan dapat terkena HPV semasa hidupnya.
2. Infeksi HPV
terdahulu tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya. (30)
3. Data
menunjukkan saat seorang perempuan bertambah usia, infeksi HPV menetap dan
berpotensi memicu lesi pra kanker dan dapat menyebabkan kanker. (31)
Rekomendasi pemberian vaksin
Perempuan berusia 10 – 55 tahun
Jadwal pemberian vaksin
Jadwal pemberian bulan 0, 1 atau 2, dan 6
Contoh :
Penyuntikan 1 : januari
Penyuntikan 2 : Februari/Maret
Penyuntikan 3 : Juli
•
Bagi perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual, lakukan
deteksi dini secara rutin. (2)
•
Deteksi dini dapat mendeteksi sel abnormal, lesi pra-kanker
dan kanker serviks namun tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV. (33)
•
Kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati
dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan, oleh sebab itu lakukan deteksi dini
secara berkala. (33)
•
Resiko berkembangnya infeksi menjadi kanker serviks adalah
3-10 kali lebih tinggi pada perempuan yang tidak menjalankan deteksi dini
secara teratur. (34-37)
•
Pap smear dapat dilakukan pada saat pemeriksaan dalam rutin.
Pap smear merupakan metode skrining yang sudah dikenal luas.
•
Dokter Anda akan menggunakan spekulum untuk melihat serviks.
Selanjutnya dengan menggunakan alat khusus (sikat yang halus), dilakukan
pengambilan sel-sel di sekitar serviks. Kemudian sel-sel tersebut dipulas pada
kaca objek dan dikirimkan ke
laboratorium
untuk diperiksa. Pap smear biasanya tidak nyeri, tetapi kurang nyaman bagi
sebagian perempuan.
•
Konsultasikan kepada Dokter Anda, kapan sebaiknya Anda
melakukan pap smear
IVA adalah skrining yang dilakukan dengan memulas serviks
menggunakan asam asetat 3-5% dan kemudian diinspeksi secara kasat mata oleh
tenaga medis yang terlatih. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan
terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan
dapat dibaca sebagai normal atau abnormal.
•
Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila
ditemukan hasil pap smear yang abnormal.
•
Pemeriksaan dengan kolposkop, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran
untuk melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam
asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi
meliputi vulva dan vagina.
•
Prosedurnya sama dengan pap smear, tenaga medis dapat melihat
lebih dekat dengan alat kolposkop sehingga dapat memberikan saran pengobatan
atau terapi atau tindak lanjut apa yang perlu dilakukan.
Pengambilan contoh jaringan (biopsi) kadang perlu dilakukan
untuk diagnosa lebih lanjut, atau kadang serviks yang abnormal justru diterapi
saat biopsi.
Apabila Anda merasa khawatir atau membutuhkan informasi lain,
konsultasikan kepada Dokter atau pusat pelayanan kesehatan untuk informasi
lebih lanjut.
Sumber : www.kankerserviks.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar