Mie Instan |
Tidak ada salahnya bila kita mengetahui kelemahan mie
instan. Ini bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi agar kita lebih propektif
terhadap diri kita. Dalam mie instan, kandungan natriumnya sangat tinggi,
itulah yang patut kita waspadai. Natrium yang ada didalam mie instan berasal
dari garam (NaCl/garam dapur) dan bahan pengembang mie (natrium tripospat bahan
pengemabang yang paling sering digunakan). 1,05 % dari bobot/takaran saji mie
instan adalah pengembangnya. Sebenarnya garam merupakan bahan pengawet alami,
selain gula. Natrium memiliki efek kurang baik bagi penderita maag dan
hipertensi.
Bagi penderita maag, kandungan natrium tinggi menetralkan
asam, sehingga lambung akan mesnsekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna
makanan. Keadaan asam lambung tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding
lambung yang menyebabkan rasa perih. Bagi penderita hipertensi, natrium dapat
meningkatkan tekanan darah karena ketidak seimbangan antara natrium dan kalium
(NaK) di dalam darah. Itulah, mengapa darah bisa menggumpal akibat garam yang
dikonsumsi berlebihan. Solusi paling sederhana, tinggal menambahkan
kuah/bahan-bahan lain ke dalam menu mie instan, tetapi tidak menamabahkan garam
supaya tidak terlalu asin. Mie instan juga tidak dapat dikonsumsi oleh
penderita autis. Hal ini disebabkan mie instan mengandung gluten, substansi
yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh penderita autis. Hal lain yang terkadang
kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mie instan yang dapat mencapai
30% bobot kering, akibat pengeringan deep frying. Ini tentu kerang bagus bagi
penderita obesitas atau orang yang sedang dalam penurunan berat badan. Oleh
sebab itulah, dalam penyajian mie instan sebaiknya mie diseduh/direbus terlebih
dahulu, lalu ditiriskan sebelum diolah sesuai selera. Dengan perebusan, dapat
mengurangi minyak pada mie instan.
Betul gan kudu waspada. kalau anda maniak mie lebih bagus buat sendiri MIE HIJaU GaMPaNG KOK BUTNY.
BalasHapus