Akhir-akhir ini cuaca ekstrim melanda seluruh negara, cuaca yang tak lazim dan sulit untuk ditebak, terkadang cuaca yang panas menyengat tiba-tiba berubah menjadi dingin dan hujan lebat, hingga pada akhirnya mempengaruhi sistem kehidupan.
Pada dasarnya, tidak semua dampak perubahan iklim itu buruk. Beberapa
wilayah justru menuai keuntungan. Misalnya, semakin melimpahnya produksi
bahan pangan. Akan tetapi, cuaca ekstrim ini justru
kurang bersahabat untuk kesehatan. Perubahan iklim memberikan pengaruh
yang fundamental terhadap kesehatan karena berubahnya metabolisme tubuh setiap orang sehingga mengakibatkan jumlah sel darah putih menurun, terutama pada suhu rendah,
sehingga daya tahan tubuh pun menurun. Dengan kondisi ini, jelas saja
tubuh akan menyerah dan menyebabkan penyakit.
Dalam kondisi iklim yang berubah-ubah, cuaca panas menyengat bisa berlangsung lebih lama tanpa diduga. Udara panas meningkatkan kadar ozon serta polutan di udara yang bisa menimbulkan penyakit-penyakit kardiovaskular serta gangguan pernapasan. Terutama pada warga senior.
Di
lain sisi, curah hujan yang kian meningkat berpotensi menimbulkan banjir
bandang. Efek bencana ini adalah kurangnya sumber air
bersih dan air yang aman untuk dikonsumsi. Penyakit-penyakit pencernaan
yang seperti diare. Penyakit ini pun telah menelan 2,2 juta
korban jiwa/tahun.
Dokter
Budiman Bela SpMK (K), staf pengajar Departemen Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran UI, menambahkan, cuaca yang lembap dan hangat, akibat hujan
dan panas yang datang bergantian, merupakan kondisi yang menyenangkan
bagi beberapa jenis virus untuk berkembang biak. Termasuk
perkembangbiakan vektor virus seperti nyamuk, moluska (seperti siput)
maupun hewan berdarah dingin yang lain.
Selain
penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, penyakit yang ditularkan
melalui tikus bisa meningkat pula. Budiman mencontohkan riketsia dan
leptospirosis. Riketsia ditandai dengan onset yang tiba-tiba dari demam
ringan hingga demam tinggi, biasanya berlangsung 2-3 minggu pada kasus
yang tidak diobati, rasa letih, sakit otot dalam, sakit kepala,
dan menggigil. Penyakit ini ditularkan oleh tikus dan juga anjing.
Sementara
itu, leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri leptospira sp. yang
dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).
Umumnya penyakit ini disebarkan oleh tikus. Mengapa penyakit ini
diprediksi mewabah? Pasalnya, saat banjir tiba, hewan-hewan seperti
tikus akan bermunculan dan menyebarkan wabah dan menularkannya melalui
genangan air bekas banjir. ''Penyakit pencernaan seperti kolera dan
tifus trennya bisa naik selain diare.
Kesehatan
siapa pun bisa terpengaruh akibat perubahan iklim ini. Tetapi, tentu
saja yang paling berpotensi adalah anak-anak, karena daya tahan tubuh
mereka masih lemah. terutama anak-anak di daerah miskin. Warga
manula juga tidak luput dari persoalan kesehatan ini, mengingat sistem
imun yang mulai berkurang. Termasuk mereka yang kesehatan tubuhnya
kurang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar